Berita Merdeka – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan imbauan terkait Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau Masa Orientasi Siswa (MOS).
Tahapan MPLS atau yang dulu dikenal sebagai MOS ini dilaksanakan pasca Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah tahun ajaran 2022/2023 usai.
Ganjar Pranowo mengimbau pihak sekolah untuk mengawasi penuh pelaksanaan MPLS. Ganajar tak ingin mendengar adanya kejadian perpeloncoan dialami para siswa baru.
“Kita mau pengenalan, ya kenalkan terhadap situasi dan kondisi sekolah,” tegas Ganjar di rumah dinasnya, Senin 11 Juli 2022.
Menurutnya, di masa pengenalan ini, siswa baru perlu diberikan motivasi yang membangun semangat belajarnya. Selain itu, lanjut Ganjar, juga didorong untuk berprestasi.
“Agar semangat belajarnya konstan terjaga, bahkan ada keinginan atau motivasi untuk beprestasi,” katanya.
Gubernur menegaskan, hal itu jauh lebih penting daripada cara-cara lama dengan model ospek. Ganjar tidak ingin siswa baru menerima kekerasan atau semacamnya, seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
“Teriak, kekerasan, udah nggak zaman. Maka ini harus ditinggalkan,” tegasnya.
Mantan anggota DPR RI ini mengatakan, para siswa baru ini bisa dikenalkan pada persiapan menghadapi situasi Pandemi Covid-19 yang masih tak pasti.
“Siap-siap lebih kreatif lagi, mungkin merdeka belajar juga bisa diterapkan ke anak-anak yang sekolah menengah, sehingga mereka punya pengalaman dan itu jauh lebih penting dibanding kalau kita bicara model galak-galakan kayak era zaman saya dulu,” tandasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Uswatun Khasanah, menambahkan, hingga kini pemenuhan kuota siswa masih berjalan. Saat ini, kata Uswatun, sudah 99 persen terpenuhi dari total 217 ribuan kuota siswa.
“Sisanya hari ini sudah dikeluarkan surat edaran pemenuhan sekolah kepada pemangku wilayah,” kata Uswatun.
Imbauan juga disampaikan agar pemenuhan diprioritaskan bagi siswa dari keluarga tidak mampu. Kategori selanjutnya adalah dengan sekolah.
“Sekolah yang tidak terpenuhi sedikit sekali sekitar 0,75 (persen), dan itu di pinggiran semuanya. Dalam waktu lima hari ke depan insyaallah semua nanti terpenuhi,” ujarnya.
Terkait MPLS, Uswatun juga telah mengimbau seluruh satuan pendidikan naungan Pemprov Jateng untuk tidak ada kegiatan perpeloncoan.
“Di dalamnya juga terintegrasi muatan antiradikalisme dan intoleransi. Jadi tidak ada (perpeloncoan), dan kita imbau jangan ada yang aneh-aneh,” tandasnya.(*)