Profil KB HMI KAHMI 3 Daerah Nobar Film LAFRAN, Siapa Tokoh Itu

KB HMI KAHMI 3 Daerah Nobar Film LAFRAN, Siapa Tokoh Itu

437
BERBAGI
Film Lafran yang bakal diputar secara serentak diseluruh Indonesia dan di Kota Tegal di CGV Cinemas, pukul 15.30 WIB, Kamis, 20 Juni 2024
Advertisement

Berita Merdeka – Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps Alumni HMI (KAHMI) 3 daerah Brebes, Tegal, Pemalang rencananya akan nonton bareng (Nobar) pemutaran serentak film Lafran, sebuah film sejarah berdirinya organisasi Mahasiswa Islam tertua di Indonesia pada, Kamis, 20 Juni 2024.

Pernyataan rencana nonton bareng (Nobar) film Lafran disampaikan Presidium Majelis Daerah KAHMI Kabupaten Tegal, Ridho Rejekiono yang menyebutkan nobar dilakukan sekaligus sebagai ajang silaturahmi, konsolidasi dan pendidikan melalui film tersebut.

“Ini sebagai ajang silaturahmi, konsolidasi dan pendidikan melalui film, keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam segera menggelar Nobar film Lafran yang Insya Allah pelaksanaannya pada hari Kamis, 20 Juni 2024 pukul 15.30 WIB di Bioskop CGV Cinemas, Kota Tegal,” ucap Ridho melalui rilis yang diterima redaksi beritamerdeka.co.id, Selasa, 18 Juni 2024.

Advertisement

Menurutnya, film tersebut dipilih dengan harapan mampu menginspirasi mahasiswa khususnya kader HMI untuk tidak melupakan sejarah, memahami pentingnya peran mahasiswa Islam dalam sejarah, spirit ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan.

“Alhamdulillah sejauh ini sangat antusias kader maupun alumni untuk ikut serta Nobar Film Lafran yang berdurasi 2 jam lebih, peserta nantinya terdiri dari Kahmi serta Anggota HMI di lingkup Brebes, Tegal dan Pemalang.” Tambahnya.

Sementara itu salah seorang Pengurus atau Sekretaris Majelis Daerah KAHMI Kota Tegal, Miftachudin, SE yang akrab dengan sapaan Kopral, menjelaskan kegiatan nonton bareng itu bagian dari mengindahkan surat Intruksi Nonton Film Lafran dari Majelis Nasional KAHMI nomor 55/A/MNK/KAHMI/V/2024.

Presidium Majelis Daerah KAHMI Kab Tegal, Ridho Rejekiono

Selain itu dimaksudkan juga sekaligus untuk mempererat tali silaturahmi lintas kader di Tegal Raya, maka Kopral mengajak seluruh kader aktif, dengan harapan agar memiliki nilai spirit yang sama semangat ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

“Sinopsis dari filmnya keren dan menyedihkan. Lafran, ’saya lillahi ta’ala untuk indonesia’ harus bawa keluarga dan anak-anak mengenalkan tentang pergerakan dan kecintaan terhadap negeri,” kata Kopral.

Film Lafran yang digarap Sutradara Faozan Rizal, juga didukung sejumlah nama besar seperti Dimas Anggara, Lala Karmela, Mathias Muchus, Tanta Ginting, Ariyo Wahab hingga Farandika itu produksi filmnya sempat tertunda 6 tahun dan salah satunya karena merebaknya wabah Covid-19.

Sekretaris Majelis Daerah KAHMI Kota Tegal, Miftachudin, SE alias Kopral

Film Lafran sendiri rencananya bakal diputar secara serentak di bioskop-bioskop di Indonesia pada hari Kamis, 20 Juni 2024.

Nama Lafran merupakan nama seseorang Lafran Pane yang merupakan tokoh pendiri HMI dan merupakan film produksi pertamanya bagi Keluarga Besar HMI dan KAHMI.

Film Lafran diharapkan mampu menjadi tontonan alternatif ditengah gempuran film-film bergenre horor dimana film Lafran tidak hanya sekedar menyajikan tentang pendirian HMI, tapi juga mengisahkan bagaimana ketika saat itu situasi bangsa Indonesia dalam proses merebut kemerdekaan Republik Indonesia.

Didalam perjuangan Lafran Pane terdapat nilai-nilai yang ditanamkan dan yang selama ini menjadi doktrin bagi keluarga besar HMI yakni ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

HMI didirikan Lafran Pane pada tanggal 5 Februari 1947 dan hingga kini telah menjadi organisasi kampus terbesar di Indonesia yang telah melahirkan banyak tokoh pimpinan.

Mahasiswa bagi Lafran Pane, merupakan kelompok non partisan dan independen yang dapat menggerakkan dalam memperjuangkan semangat ke-Indonesiaan.

Film ini juga menampilkan diorama Lafran Pane semasa kecil sudah ditinggal ibu dan neneknya sehingga Lafran hidup berpindah-pindah mengikuti sang Ayah, Sutan Pangurabaan yang juga merupakan tokoh pergerakan di Sumatera Utara.

Lafran Pane yang tumbuh besar sebagai sosok yang menentang ketidakadilan, mendapat dorongan dari kedua kakaknya Sanusi Pane dan Armijn Pane untuk mengubah energi pemberontakkannya dalam bentuk karya.

Maka Lafran tumbuh dewasa dengan memiliki cara pandang yang berbeda dan diapun melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta. (Redaksi Berita Merdeka)