Berita Merdeka – Sekira 1500an anggota tim pemenangan Faruq – Ashim yang terdiri dari sebagian besar koordinator pada tingkat RT ataupun TPS serta puluhan pengurus partai pengusungnya resmi putar haluan mendeklarasikan dukungannya terhadap paslon Dedy Yon Supriyono dan Iin Tazkiyyatul Muthmainnah.
Kepastian hengkangnya ribuan pendukung paslon Faruq – Ashim disampaikan oleh H. Ansori Azizi atau yang akrab disapa dengan sebutan Acong terkonfirmasi dalam sebuah Deklarasi Relawan Calon Walikota dan Wakil Walikota 2024 – 2029 Mas Dedy & Mba Iin yang bertempat di Sebayu Convention, Bahari Inn Kota Tegal, Selasa, 29 Oktober 2024.
Pada sambutannya, Ansori Azizi alias Acong menyampaikan alasannya mengapa dirinya bersama gerbong tim pemenangan Faruq – Ashin pindah ke Paslon Dedy – Iin nomor urut 2, karena ia bersama ribuan tim yang diboyong dari Paslon Faruq – Ashim lantaran telah berkesimpulan Paslon nomor urut 2 tersebut bersih dari persoalan korupsi.
“Tentunya panjenengan ada yang mau bertanya mengapa ansori azizi berpindah ke paslon nomor 2, karena saya punya komitmen pimpinan yang bersih, bersih dari korupsi harus didukung. Memilih kepala daerah tidak boleh coba-coba, harus yang sudah berpengalaman bersih bebas dari korupsi,” ujar Ansori Azizi alias Acong.
Persoalan korupsi itulah baginya dijadikan alasan yang dikatakan Ansori Azizi sebagai alasan yang sangat mendasar lantaran pada periode sebelumnya, beberapa Walikota Tegal telah melewati goresan bingkai korupsi tangan trampil penegakkan hukum.
“Ini alasan saya yang sangat mendasar. Sebab Kota Tegal sudah dua kali dicoreng oleh pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.
Ansori Azizi setelah merasa “sukses” membawa ribuan pendukung Paslon Faruq – Ashim nomor urut 3 bermigrasi ke Paslon nomor urut 2 menyatakan komitmennya untuk mendukung Calon Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono dan wakilnya Iin Tazkiyyatul Muthmainnah.
“Saya meyakini Mas Dedy – Mba Iin orang yang paling tepat untuk melanjutkan pembangunan yang lebih maju lebih sejahtera untuk Kota Tegal,” kata Ansori Azizi yang sejak awal deklarasi Faruq – Ashim adalah salah satu tim inti yang kini “banting setir” berada dalam barisan Paslon Dedy – Iin.
Nampaknya tak ada alasan absurd dalam dunia migrasi dukung mendukung paslon menjelang Pilkada 2024. Sebab Ansori Azizi tidak sendirin. Selain dia dan “pasukannya”, juga hadir kader-kader partai politik yang secara kelembagaan semula sebagai pendukung Faruq – Ashim.
Namun dengan argumennya masing-masing, mereka para kader pentolan partai politik seperti Brigjen Tni (Purn) Bambang Irianto dari Partai Golkar, Hendria Priatmana dari Demokrat, Hilman dari PKS, dr. Ali dari PSI dan beberapa lainnya yang masing-masing membawa puluhan kader partai masuk dalam panji pemenangan Paslon Dedy – Iin.
Sementara beberapa relawanmaupun kader partai politik yang sempat ditemui beritamerdeka.co.id di lapangan menyampaikan alsannya mereka mengikuti jejak Ansori Azizi hengkang dari Paslon Nomor urut 3 ke nomor urut 2.
“Ya sebetulnya siapapun pemimpinnya, bagi saya selain ada kepedulian kepada warganya seperti kami-kami ini, bagi kami landasan akhlak merupakan yang utama dan paling utama dalam menentukan pilihan calon pemimpin,” ungkap salah seorang kader PKS yang tidak bersedia namanya dicantumkan dan turut bergabung dalam barisan Ansori Azizi semalam.
Hadir dalam acara Deklarasi ‘eksodus’ Relawan Calon Walikota dan Wakil Walikota 2024 – 2029 Mas Dedy & Mba Iin antara lain Ayah dan ibunda Dedy Yon Supriyono DR (HC) H. Muhadi Setiabudi, KH Makdum, Master Limbad dan beberapa tokoh lainnya.
Fenomena berbondongnya para pendukung dari paslon ke paslon yang berbeda selain persoalan-persoalan yang melingkupi seputar immaterial juga potensi terkurasnya faktor finansial sangat berpengaruh pada loyalitas berbatas tipis dengan perut seperti disampaikan relawan yang ditemui dilapangan adanya ketidakpedulian.
Maka sulit dicapai pada beberapa periode pemilu kedepan idealisme demokrasi bersih dan masih tetap berlaku adagium “Logika Tanpa Logistik, Anarkis!.(Anis Yahya)