Berita Merdeka – Kalau saja dalam perut bunda diberlakukan sistem demokrasi, barangkali banyak orang tak menghendaki turun ke Bumi bila kehidupan yang dijalaninya sekeras apa yang dialami Toni dan Juned.
Panas terik Matahari yang ekstrim tak begitu bersahabat saja sudah mengawali situasi kebatinan yang tingkat tensinya terus meninggi apalagi ditambah kerasnya persaingan dalam tarik menarik rejeki lembaran uang penopang hidup keluarga.
Toni yang biasanya mangkal didepan Stasiun pada malam hari, kali ini ia mangkal disiang hari bolong dengan suhu derajat memancarkan fatamorgana jalan beraspal.
Sementara Juned kesehariannya mangkal disiang hari didepan stasiun Kereta Api dengan kebiasaan rebahan didalam becak dengan kedua kaki slonjor keatas kap becak sambil dengarkan lagu-lagu dari radio transistornya sambil menunggu penumpang turun dari kereta api.
Tapi siang itu menjadi siang menegangkan bagi kedua orang yang berprofesi sebagai abang Becak. Keduanya terlibat baku hantam bak di arena UFC Fighter saling hantam, saling banting dan bahkan jelang akhir pertarungan, Juned nampak saking gemesnya njejek kepala Toni dan menindih dengan pantat gempalnya. Beruntung pertarungan dihentikan sopir kendaraan online yang kebetulan juga sedang ngetem didepan stasiun.
Menurut keterangan saksi kejadian dilokasi, Trimadu (56 Th) warga Martoloyo, Kelurahan Panggung yang juga berprofesi sebagai abang Becak, bahwa perkelahian tersebut berawal salah satu dari mereka (Toni) diduga merebut calon penumpang yang sudah menjadi calon penumpangnya Juned.
Karena timbul percekcokan antara Toni dan Juned, maka penumpangpun memutuskan membatalkan menggunakan jasa becak.
“Iya sing nakal kuwe sing klambi ijo Toni sing endase dijagongi bokonge Juned pak. Untung dipisah mas Aji sopir Grab,” tutur Trimadu kepada beritamerdeka.co.id saat ditemui dan ditunjukkan video perkelahian.
Menurutnya, tas penumpang yang sudah deal dengan Juned diambil Toni dan ditaruh di Becak milik Toni. Maka terjadilah perseteruan antar dua abang becak itu yang akibatnya penumpang membatalkan menggunakan jasa becak.
“Wong penumpang wis gelem karo Juned lah ka tase penumpange digawa bae ya dugal lah,” kata Trimadu.
Betapa kerasnya hidup dikalangan masyarakat ekonomi lemah atau arus bawah atau para pejuang keluarga itu. Tak ada yang dapat disalahkan karena para pejuang keluarga itu tergerak dalam tekanan ekonomi rumah tangga masing-masing.
(Anis Yahya)