Seni dan Budaya Peluncuran Antologi Puisi JAUHARI Digelar di Kota Tegal

Peluncuran Antologi Puisi JAUHARI Digelar di Kota Tegal

30
BERBAGI
Kegiatan sastra di Negeri Poci, Temu Sastra, Diskusi, Peluncuran Buku dan Baca Puisi yang digelar di Ruang Paripurna, gedung DPRD Kota Tegal, Sabtu, 2 November 2024
Advertisement

Berita Merdeka – Tegal, kota persinggahan dengan varian kegiatan kesenian yang dalam beberapa dekade belakangan padat dengan kegiatan berkesenian yang salah satunya kegiatan sastra di Negeri Poci, Temu Sastra, Diskusi, Peluncuran Buku dan Baca Puisi yang digelar di Ruang Paripurna, gedung DPRD Kota Tegal, Sabtu, 2 November 2024.

Kegiatan kesenian di Negeri Poci yang banyak diapresiasi itu lantaran konsistensi para pelaku seni khususnya sastra yang terlibat didalamnya dalam penerbitan buku antologi puisi hingga memasuki penerbitan yang ke-14 dengan rentang waktu 30 tahun.

Buku antologi puisi Negeri Poci menurut Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal, Suriali Andi Kustomo menyampaikan bahwa mula munculnya antologi puisi Negeri Poci digagas para penyair di Jakarta yang terkait dengan eksistensi penyair Angkatan 66 dari Kota Tegal, Piek Ardijanto Suprijadi sebagai bentuk penghargaan.

Advertisement

“Dulu berawalnya Komunitas Negeri Poci itu dari penerbitan Antologi Puisi dari Negeri Poci. Itu teman-teman penyair Jakarta yang pernah berkomunikasi dengan Piek Ardiyanto Suprijadi, Penyair Tegal yang masuk Angkatan 66 dan sangat intens berinteraksi baik secara media maupun offline. Sehingga dari situ mereka ingin memberi penghargaan pada pak Piek maupun Kota Tegal dengan menerbitkan Antologi Puisi dari Negeri Poci,” ujar Suriali Andi Kustomo pada beritamerdeka.co.id disela acara.

Penerbitan antologi puisi yang ke 14 ini namanya Jauhari dan digelar di Kota Tegal dan masih menurut Suriali Andi Kustomo, Dewan Kesenian Kota Tegal turut serta terlibat dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk apresiatif terhadap pelaksanaan acara berkesenian itu.

“Hari ini adalah buku puisi kumpulan namanya Jauhari itu penerbitan yang ke 14, jadi kalau rentang waktunya itu 30 tahun dan ini diadakan di Tegal. Dewan Kesenian Kota Tegal bekerjasama ikut yah digawe ini, karena memang melihat apapun denĝan segala kiprah mereka patut diapresiasi,” tambah Andi Kustomo.

Sama-sama Ketua Dewan, yang satu Dewan Perwakilan Rakyat Kusnendro (Batik) dan satunya Dewan Kesenian, Suriali Andi Kustomo

Sikap mengapresiasi juga datang dari Pj Walikota Tegal, drg. Agus Dwi Sulistyantono, M.M.,serta mengajak para pecinta karya sastra untuk mendorong dan mendukung kreativitas para penyair.

“Mari kita dorong dan dukung kreativitas para penyair,” ajaknya.

Melalui peluncuran buku tersebut, Pj. Walikota Tegal berharap antologi puisi Jauhari tidak hanya menjadi karya, tetapi menjadi inspirasi bagi banyak orang.

“Besar harapan saya, buku “Jauhari” ini tidak hanya menjadi sebuah karya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berkontribusi dalam dunia sastra. Saya mengajak hadirin sekalian, mari bersama–sama secara berkelanjutan mendukung dan mengapresiasi berbagai karya sastra Indonesia, khususnya karya yang lahir dari pelaku seni di Kota Tegal,” harap Agus Dwi.

Ia turut memberikan apresiasi kepada Komunitas Negeri Poci Jakarta yang berperan penting dalam mengembangkan dunia sastra.

“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada komunitas negeri poci jakarta. Komunitas ini hadir memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan dunia sastra. Ruang terbuka yang diciptakan komunitas dari negeri poci setiap tahunnya dapat menghidupkan karya seni puisi agar senantiasa tumbuh berkembang di tanah air,” sambungnya.

Tamu dari Malaysia

Selain itu, Agus juga menyampaikan bahwa puisi adalah jembatan yang menghubungkan berbagai budaya, bahasa, dan pengetahuan.

“Puisi adalah jembatan yang menghubungkan berbagai budaya, bahasa dan pengalaman. Melalui karya-karya dalam buku ini, kita dapat merasakan keanekaragaman perspektif yang ada. Hal inilah yang akan menambah khasanah wawasan kita. Adanya puisi dapat mengunggah kesadaran dan merayakan kehidupan yang mampu menyentuh jiwa. Sehingga saya yakin dengan peluncuran antalogi puisi ini, kita dapat lebih menghargai karya sastra dan memperkuat cinta kita terhadap seni,” pungkas Agus.

Ketua DPRD Kota Tegal, Kusnendro mengatakan Kota Tegal yang terletak di dekat perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat memiliki kekayaan tradisi dan budaya yang sangat unik dan beraneka ragam. Seperti Mantu Poci, Sedekah Laut, Moci Karo Ndopok (Cipok), Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini pihaknya mengapresiasi setinggi-setingginya kegiatan yang dilaksanakan oleh Komunitas Negeri Poci Jakarta sebagai upaya melestarikan budaya Tegal.

“Kegiatan ini dapat menjadi media untuk membantu animo generasi muda dalam mengali, mengenali dan memahami nilai-nilai budaya Tegal yang sarat dengan kearifan dan tata nilai yang khas,” harap Kusnendro.

Diketahui buku antologi puisi “Jauhari” ini adalah sebuah karya persembahan dari Komunitas Negeri Poci Jakarta yang diketuai Prof. Prijono Tjiptoherijanto. Selain peluncuran buku, kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Komunitas Negeri Poci Jakarta yakni Temu Sastra, Diskusi, Puisi dan Lagu Pelataran Sastra Piek Ardijanto Soeprijadi sejak Jum’at (1/11) dan dilanjutkan di Gedung DPRD pada Sabtu (2/11).

Dalam sambutannya, Prijono menyampaikan terimakasih kepada para pimpinan Kota Tegal yang selalu mendukung pelestarian budaya melalui karya sastra puisi.

Sebelum kegiatan ini, pihaknya beberapa kali melaksanakan kegiatan peluncuran buku di Gedung DPRD. Namun saat wabah Covid-19, kegiatan tersebut berhenti.

“Ini pertama kali memakai gedung ini setelah Covid-19, launching buku ini dan diskusi. Kali ini agak berbeda karena ada teman-teman serumpun dari Malaysia. Ini suatu hal yang sangat menarik karena ada teman-teman dari luar negeri yang hadir bersama-sama di sini. Terima kasih kepada Pak Pj. Wali Kota, Pak Ketua DPRD, dan segenap jajaran Pemerintah Kota Tegal yang hadir pada hari ini. Mudah-mudahan melalui peluncuran ini, dapat menjadikan kita yang hadir disini untuk lebih mencintai budaya melalui karya sastra puisi,” ujarnya.(Anis Yahya)