Regional Mangkraknya Proyek Hidroterapi di OW Guci Dikeluhkan Komisi IV DPRD Kab Tegal

Mangkraknya Proyek Hidroterapi di OW Guci Dikeluhkan Komisi IV DPRD Kab Tegal

80
BERBAGI
A. Jafar, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal saat pimpin rapat Pembahasan Laporan Pertanggungjawaban APBD TA 2022 bersama Disporapar, di Ruang Komisi IV DPRD Kab Tegal, Senin, 12 Juni 2022.
Advertisement

Berita Merdeka – Pembangunan Hidroterapi di OW Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal yang merupakan Program Inovasi Wisata yang dibangun sejak tahun 2022 hanya rampunh terealisasi 15 persen.

Padahal Pemkab Tegal telah anggarkan proyek itu senilai Rp1.8 miliar. Namun program Hidroterapi tersebut mengalami kegagalan dalam pembangunan bahkan bangunan itu gagal pada tahap awal.

Gagalnya atau mangkraknya pembangunan program Hidroterapi di OW Guci tersebut sangat disayangkan dan juga dikeluhkan Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal.

Advertisement

Hal itu terkuak pada Pembahasan Laporan Pertanggungjawaban APBD Kabupaten Tegal Tahun Anggaran 2022 DPRD Kabupaten Tegal bersama Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) di Ruang Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, Senin, 12 Juni 2023.

“Program hidroterapi di Guci gagal. Bangunan tidak rampung, bahkan baru tahap awal,” keluh Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, A Jafar usai Pembahasan Laporan tersebut.

Dia mengungkapkan, program pembangunan hidroterapi di tahun 2022 telah melalui proses lelang hingga muncul pemenang lelang. Pelaksanaan pembangunan gedung itu, berlangsung mulai dengan pembongkaran villa milik Pemkab Tegal yang akan digunakan untuk proyek hidroterapi. Namun pasca pembongkaran, pihak pemenang lelang tidak melanjutkan pekerjaan.

“Sesuai laporan PPKom baru 15 persen. Alasannya persepsi tidak sama, sehingga rekanan tidak melanjutkan pekerjaan,” bebernya.

Dia menyatakan, pekerjaan pengembangan sumber daya pariwisata untuk gedung hidroterapi itu, tidak dianggarkan kembali di tahun 2023. Dengan kondisi tersebut, proyek hidroterapi dikhawatirkan mangkrak. Padahal, tahun 2022 sudah diagendakan untuk pembangunan gedung itu nilainya Rp 1,8 miliar. Sedangkan di tahun 2023 untuk sarana prasarana (sarpras) dengan nilai Rp 1,8 miliar.

“Namun dengan gagalnya pembangunan gedung itu, anggaran sarpras dialihkan untuk rehab pemandian tertutup milik Pemkab Tegal,” ujarnya.

Dia menjelaskan, proyek rehab pemandiaan tertutup itu, rencananya untuk pemugaran bangunan, sehingga nantinya akan dijadikan pemandian terbuka.

Hal itu dinilai akan lebih mendapatkan income banyak untuk pendapatan daerah. Selain itu, program pemindahan gate pintu masuk Guci juga tidak ada kabarnya.

Padahal, hal itu harus dilakukan untuk menambah pendapatan. Sebab, banyak tempat wisata yang berada sebelum gate masuk Guci.

“Banyak inovasi yang tidak matang. Harusnya perencanaannya dimatangkan dulu baru pelaksanaan,” tutupnya. (adv)