Regional 52 Kapal Nelayan Terbakar di Kota Tegal, Pemerintah Diminta Fokus Benahi Infrastruktur...

52 Kapal Nelayan Terbakar di Kota Tegal, Pemerintah Diminta Fokus Benahi Infrastruktur Pelabuhan

98
BERBAGI
Advertisement

Berita Merdeka – Kebakaran Kapal Nelayan sudah beberapa kali terjadi di Kota Tegal dan untuk kali kesekian kebakaran semakin menjadi-jadi bahkan hingga merembet bukan saja ke kapal lain, tapi beberapa ruko juga turut tersambar api.

Dalam Kebakaran Kapal Nelayan tersebut, 52 kapal luluh-lantak ludes terpanggang api di Pelabuhan Jongor, Tegal Barat, Kota Tegal, Selasa, 15 Agustus 2023.

Peristiwa Kebakaran Kapal Nelayan yang hanya menyisakan onggokan kayu arang dengan asap tebal yang hingga tulisan ini diturunkan, Rabu, 16 Agustus 2023, masih membubung tinggi hingga nampak dari tengah Kota Tegal.

Advertisement

Ketua Komisi I DPRD Kota Tegal, H. Edi Suripno, SH, MH meminta pemerintah Kota Tegal membenahi infrastruktur di tempat-tempat berlabuh kapal nelayan.

“Inilah sebuah fakta bahwa sepuluh tahun terakhir, pelabuhan Tegal itu tidak pernah ada aktifitas pembangunan kebijakan dari pemerintah daerah,” ujar Edi Suripno pada Berita Merdeka saat ikuti acara Rapat Paripurna dengan agenda mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI dlm rangka HUT Kemerdekaan RI ke-78 Tahun 2023 di gedung DPRD Kota Tegal, Rabu, 16 Agustus 2023.

Menurutnya, dalam 10 tahun terakhir, dimana telah terjadi geliat ekonomi yang semakin berkembang sehingga semakin banyak bermunculan juragan atau pemilik kapal, namun disisi lain dinamika tersebut tidak diantisipasi oleh pemerintah Kota Tegal dengan pembangunan infrastruktur yang memadai sebagai perlindungan pengamanan bagi keselamatan kapal semisal dari bencana kebakaran.

“Kalau dulu mungkin 10 Tahun terakhir masih sepi perahunya, setelah adanya perkembangan ekonomi juragan mulai banyak membuat perahu dan semakin meningkat ekonominya, perahu semakin bertambah. Sedangkan dalam sisi penambahan perahu seperti ini tidak diantisipasi dengan penambahan pengamanan,” terang Uyip panggilan kecil Edi Suripno.

Dari kejadian tersebut, tambah Uyip, kedepan Pemerintah Kota harus fokus untuk mengerjakan sisi keamanan di Pelabuhan Kota Tegal.

“Kemarin saja Hydrant kita tidak punya, akhirnya kita mengandalkan bantuan dari daerah-daerah sekitar, kemampuan daerah sekitar juga tergantung kepada kecepatan dan ketersediaan alat transportasi diwilayah pantura barat, ini juga masih sangat terbatas,” jelas lelaki yang banyak diharapkan publik untuk pimpin Kota Tegal.

Haraoannya melalui Pemerintah Kota dan semua Stakeholder, dan bersama meminta perhatian juga kepada Pemerintah Provinsi dan Pusat, bahwa Pelabuhan Tegal ini merupakan aset, yang dalam pemeliharaan memerlukan anggaran yang cukup besar.

“Kejadian ini menjadi bukti bahwa pelabuhan sudah semakin berkembang, pemilik kapal sudah mulai banyak, tetapi sisi pengembangan infrastrukturnya masih sangat minim sekali,” tuturnya.

Peristiwa kebakaran kapal nelayan tahun 2023 yang menelan kerugian material hingga ratusan miliar itu, selain pembenahan infrastruktur juga termasuk pengaturan parkir kapal serta adanya sedimentasi dipelabuhan yang tinggi.

“Kemarin kalau sedimentasinya tidak tinggi itu kapal bisa segera mundur, kenapa korbannya banyak karena sedimentasinya tinggi jadi kapal masuk ke parkiran harus ditarik, ini menjadi hambatan juga,” jelasnya.

Atas peristiwa kebakaran tersebut hal yang perlu dilakukan pertama investigasi terkait dengan peristiwa tersebut, kemudian langkah selanjutnya yang harus dilakukan, koordinasi dengan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat untuk yang akan datang kejadian ini harus diantisipasi dan fasilitas pembangunan harus ada.

Kemudian diperlukan juga koordinasi dengan pihak perbankan, artinya kita memberikan spirit mental kepada juragan untuk bangkit kembali dengan memberikan pinjaman lunak agar juragan pemilik kapal yang terkena dampak dapat melaut kembali.

“Ketiga adalah usaha kerjasama dengan perusahaan asuransi, sampai hari ini asuransi kapal itu memang tidak ada. Kalau ada pihak asuransi yang dapat menjaminkan maka dapat meringankan beban para juragan,” pungkasnya Uyip.

Sementara berdasarkan penuturan Yusuf Al Baihaqi, SH, anggota DPRD Kota Tegal dari fraksi PKB yang juga anak juragan kapal, menerangkan bahwa dalam peristiwa kebakaran kapal di Pelabuhan Jongor ada 52 unit kapal yang terbakar.

Taksiran sementara kerugian yang diderita para juragan kapal mencapai 260 Miliyar. Hal itu dihitung dari rata-rata harga kapal kisaran 5 hingga 7 miliyar rupiah perkapal.

“Hasil dari informasi yang dapat saya himpun dikapal yang terbakar juga ada yang sudah mengisi solar sampai 45 Ton dan sudah siap mau berangkat melaut, dan puluhan kapal yang terbakar diduga berawal dari arus pendek itu informasi yang saya dapat,” kata Yusuf Al Baihaqi. (Anis Yahya)